Literasi Politik

Pekalongan, 15 November 2025 – Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dipimpin oleh M. Zainal Anwar, M.S.I berhasil diselenggarakan di Gedung ASWAJA Pekalongan, dengan tema “Penguatan Literasi Politik bagi Pengurus Organisasi Sosial Keagamaan”.

Kegiatan ini merupakan tahap kedua dari program yang menitikberatkan pada pendidikan politik berbasis budaya kewargaan, menyiapkan pengurus organisasi sosial-keagamaan, khususnya kader Nahdlatul Ulama (NU), agar cakap secara politik sekaligus beretika dan bertanggung jawab sebagai warga negara.


Kegiatan ini menjadi tindak lanjut dari Focus Group Discussion (FGD) tahap pertama yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Muayyad Kota Surakarta, yang memetakan berbagai permasalahan pengurus, seperti minimnya kaderisasi, kurangnya pemahaman politik, polarisasi internal, keterbatasan sumber daya, dan kecenderungan sebagian pengurus terjebak politik praktis.

Dari pemetaan ini, tim PKM memutuskan untuk mengembangkan buku saku atau pedoman praktis sebagai sarana pemberdayaan politik yang relevan dengan kebutuhan pengurus di akar rumput, sekaligus menanamkan nilai-nilai kewargaan yang beretika.
Aspek budaya kewargaan sebagai inti pendidikan politik.


Forum ini menekankan bahwa pendidikan politik bukan sekadar soal pengetahuan prosedural atau strategi kekuasaan, tetapi pemahaman mendalam tentang hak, kewajiban, dan peran warga negara dalam kehidupan sosial-politik. Aktivis organisasi sosial-keagamaan diajak untuk memahami pentingnya etika politik, toleransi, musyawarah, serta kemampuan membaca situasi publik secara kritis dan bertanggung jawab.

Nilai-nilai ini menjadi fondasi agar kader tidak terjebak politik praktis yang bersifat sesaat, melainkan dapat bertindak sebagai agen perubahan yang memperkuat keharmonisan masyarakat.


Acara dihadiri oleh pengurus organisasi sosial keagamaan misalnya IPNU-IPPNU, Muslimat, Fatayat, Ansor, Banser, Lakpesdam, dan pengurus organisasi lainnya se Jawa Tengah. Kegiatan ini juga mengundang pengurus organisasi sosial kegamaan lainyya seperti Muhammadiyah, tetapi sayangnya tidak dapat hadir. Meski demikian, kegiatan berjalan lancar melalui Forum Kader NU, yang menjadi ruang dialog dan konsolidasi gagasan.

Baca juga: Saat Ngaji Sore Tak Ada Lagi, Siapa yang Rugi?


Sambutan pertama disampaikan oleh Dr. H. M. Mahrus Abdullah, Lc., M.Si, Ketua PCNU Pekalongan yang Dosen di UIN Pekalongan, yang menekankan pentingnya kaderisasi berlandaskan akhlak, tanggung jawab sosial, dan semangat mengabdi, sebagaimana diwariskan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).


Forum dialog pendidikan politik dipandu oleh Ketua PKM, M. Zainal Anwar, M.S.I, membahas isu strategis pengurus, mulai dari keterbatasan pengalaman kepemimpinan, polarisasi politik internal, hingga penguatan jejaring organisasi. Fokus utama adalah mendorong pemahaman politik yang beradab dan berbasis budaya kewargaan, sehingga pengurus mampu bersikap kritis sekaligus konstruktif dalam kehidupan sosial-politik.


Materi pertama disampaikan oleh Gus Rozin, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah sekaligus Rektor IPMAFA Pati, yang menekankan pentingnya pengembangan kapasitas kader secara menyeluruh, tidak hanya akademik, tetapi juga keterampilan praktis dan kesadaran kewargaan. Adapun materi kedua disampaikan oleh KH. Ubaidulloh Shodaqoh menegaskan nilai historis dan spiritual gerakan NU sebagai fondasi pembentukan kader yang visioner dan adaptif.

Baca juga: Menolak Stigma Feodalisme

Acara ditutup dengan doa dan refleksi, menandai selesainya tahap kedua PKM yang menekankan kaderisasi pengurus organisasi sosial-keagamaan dengan literasi politik yang beretika. Buku saku sebagai pedoman praktis akan disusun sebagai tindak lanjut, dengan target penyelesaian draft dalam 2–3 minggu.

Kegiatan ini menegaskan bahwa pendidikan politik bagi aktivis organisasi sosial-keagamaan harus berlandaskan budaya kewargaan, menguatkan peran mereka sebagai agen perubahan yang cakap, beretika, dan bertanggung jawab dalam kehidupan sosial, politik, dan keagamaa

Bagikan
Damarku.id adalah situs media yang didedikasikan untuk menyebarluaskan gagasan keislaman, kebudayaan, dan kemanusiaan yang berbasis kearifan lokal di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Please enter your comment!
Please enter your name here