
Kabupaten Klaten dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi alam dan budaya sebaran apem. Dengan lokasi yang strategis di antara dua kota besar yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Kabupaten ini dikenal dengan slogannya yaitu “Klaten Bersinar” yang bermakna bersih, sehat, indah, nyaman, aman, rapi. Kabupaten ini dijuluki sebagai kota seribu candi dan kota seribu umbul.
Artinya bahwa di Kabupaten Klaten memiliki banyak candi dan memiliki banyak sumber mata air alami. Selain itu, Klaten menjadi lumbung beras nasional karena maju dalam sektor pertanian, terutama beras. Klaten memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi kawasan yang tangguh dalam menghadapi tantangan zaman berkat tradisi dan sumber daya alamnya yang kaya.
Di dalam kehidupan manusia dan lingkungan, terdapat hubungan yang saling terkait antara satu sama lain. Hubungan antara alam dan manusia bukan hanya berkaitan dengan esensi kehidupan yang berdiri sendiri tanpa ada keterkaitan dengan aspek lain di dalamnya. Jika hubungan antara manusia dengan lingkungan dikaitkan pasti akan ada sinergi, di mana manusia yang memiliki esensi berpikir dan lingkungan menjadi sebuah ruang yang saling mendukung satu sama lain.
Baca juga: Kondisi Iklim, Keberlanjutan Ekologi dan Kritik (lewat) Musik
Menurut Koentjaraningrat (2009) menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan hasil dari nilai-nilai, sistem perilaku, dan juga system artefak yang kemudian membentuk suatu kebudayaan. Manusia dan lingkungan akan saling melengkapi di mana manusia menjadi pemilik pikiran sedangkan fisik menjadi wadahnya.
Interaksi antara manusia dan lingkungannya membentuk sebuah perilaku yang memberikan makna pada ruang melalui unsur budaya. Dalam konteks ini, unsur kebudayaan berperan penting sebagai pembentuk makna, baik melalui tindakan simbolis maupun aktivitas fisik yang unik dan khas. Adanya korelasi antara kebudayaan dan perilaku manusia menciptakan wujud fisik yang mencerminkan identitas budaya tertentu.
Namun, dalam aspek ritual, keberadaan unsur fisik tidak begitu menonjol. Sebuah ritual baru menjadi bermakna ketika perilaku yang menyertai mampu mengungkap nilai-nilai yang ingin disampaikan. Perilaku dan nilai menjadi kunci utama dalam memberikan makna pada ruang yang mengisi kekosongan fisik dengan simbolisme yang kuat.
Tradisi atau ritual menjadikan bentuk ekspresi dari sistem perilaku yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya dan perwujudan yang bersifat fisik. Tradisi mencerminkan bagaimana nilai-nilai tersebut bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Esensi dari perilaku dalam tradisi tidak hanya memengaruhi, tetapi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut, sehingga membentuk hubungan timbal balik antara aspek fisik dan simbolik.
Dengan adanya tradisi atau ritual, suatu kebudayaan dapat menampilkan identitas unik yang membedakannya dari kebudayaan lain. Ritual ini sering kali menjadi penanda visual dan simbolik dari sebuah komunitas, mencerminkan pandangan hidup, kepercayaan, dan struktur sosial mereka.
Tradisi berperan penting dalam melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan lintas generasi. Melalui tradisi, warisan budaya leluhur tetap hidup dan relevan meskipun masyarakat terus mengalami perubahan. Tradisi juga menyediakan ruang kolektif bagi masyarakat untuk berefleksi secara individu sekaligus mempererat ikatan sosial antaranggota komunitas.
Tradisi berfungsi sebagai sarana untuk memperkuat identitas budaya suatu kelompok dan menjadi penanda yang membedakan mereka dari kelompok lain. Meskipun berakar pada nilai lama, tradisi mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan esensi utamanya. Dengan inovasi, tradisi menjadi simbol keberlanjutan budaya sekaligus bukti bahwa identitas budaya dapat berkembang tanpa melupakan akar sejarahnya.
Di Kabupaten Klaten memiliki banyak sebuah tradisi di antaranya tradisi sebaran apem Ya Qowiyyu yang di mana tradisi tersebut berlangsung di Desa Jatinom, Kabupaten Klaten. Tradisi tersebut merupakan salah satu tradisi budaya turun temurun yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Jawa. Tradisi ini bukan hanya menjadi perwujudan ritual keagamaan, tetapi juga menjadi simbol pelestarian budaya lokal yang memiliki daya tarik wisata.
Namun, dalam menghadapi perubahan zaman yang terus berkembang, tradisi ini perlu menyesuaikan diri agar tetap relevan tanpa kehilangan esensinya. Upaya untuk menjaga keberlanjutan tradisi Sebaran Apem ini memerlukan inovasi yang mempertimbangkan perkembangan teknologi, perubahan sosial, serta dinamika ekonomi masyarakat.
Tradisi Sebaran Apem
Sebaran apem Ya Qowiyyu termasuk dalam tradisi yang berakar pada kehidupan Kyai Ageng Gribig. Beliau ini seorang ulama dan tokoh masyarakat di Jatinom pada abad ke-16 yang dikenal sebagai tokoh ulama yang menyebarkan agama Islam dengan memadukan nilai-bilai keagamaan dengan budaya lokal. Salah satu ajaran dari Kyai Ageng Gribig yaitu membagikan kue apem kepada masyarakat sebagai simbol pengampunan dosa dan kebersamaan.
“Ya Qowiyyu” berasal dari salah satu Asmaul Husna yang berarti “Yang Maha Kuat.” Seruan ini menjadi landasan doa dan harapan agar masyarakat diberikan kekuatan dalam menjalani kehidupan. Biasanya tradisi ini dilaksanakan selepas salat Jum’at pada setiap bulan Safar dalam kalender Jawa.
Ribuan kue apem yang terbuat dari tepung beras dan gula merah disebarkan kepada masyarakat sebagai simbol berbagi rezeki. Dalam tradisi ini memiliki sebuah makna mendalam, baik secara spiritual maupun sosial. Dari sisi spiritual, tradisi ini sebagai bentuk doa bersama dan bentuk wujud rasa syukur kepada Allah SWT. atas nikmat yang diberikan, serta permohonan agar berkah dan rezeki senantiasa melimpah.
Sedangkan dari segi sosial, tradisi ini mencerminkan nilai gotong-royong, kebersamaan, dan solidaritas di antara masyarakat Jatinom. Proses pembagian kue apem melambangkan upaya untuk mempererat hubungan antarwarga, memperkuat rasa persaudaraan, dan menumbuhkan semangat saling membantu dalam komunitas.
Tantangan Pelestarian Tradisi
Seiring berjalannya waktu, tradisi sebaran apem menghadapi berbagai tantangan. Terutama pada modernisasi dan globalisasi yang telah membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup suatu masyarakat, yang sering kali membuat tradisi lokal terpinggirkan.
Ada beberapa tantangan yang dihadapi tradisi sebaran apem, di antaranya yaitu perubahan minat generasi muda artinya pada era generasi muda di zaman sekarang lebih cenderung tertarik pada budaya populer yang datang dari luar negeri, seperti musik dan teknologi yang dibandingkan dengan menjaga dan melestarikan tradisi lokal.
Ketidaktahuan terhadap makna dan pentingnya tradisi ini, ditambah dengan kurangnya kesadaran dan minat, dapat menyebabkan tradisi sebaran apem kehilangan regenerasi pelaku budaya.
Tantangan yang dihadapi tradisi sebaran apem selanjutnya yaitu komersialisasi tradisi artinya dengan meningkatnya minat para wisatawan, tradisi ini berisiko berubah menjadi sekedar bahan tontonan atau atraksi wisata yang kehilangan esensi yang terkandung di dalamnya.
Baca juga: Perang Obor: Tradisi Tolak Bala di Tegalsambi Jepara
Nilai-nilai spiritual dan sosial yang sejatinya menjadi inti dari tradisi ini mulai terabaikan. Yang di mana tradisi ini awalnya penuh dengan doa, rasa syukur, dan kebersamaan bisa tergerus oleh kebutuhan yang mengutamakan hiburan atau konsumsi semata. Komersialisasi yang berlebihan dapat menyebabkan hilangnya kedalaman makna tradisi, sehingga masyarakat yang terlibat hanya menjalankannya sebagai bagian dari kegiatan ekonomi, bukan lagi sebagai sarana memperkuat ikatan sosial maupun spiritual.
Persaingan dengan media digital menjadi tantangan bagi tradisi sebaran apem di era modern. Generasi muda kini lebih tertarik pada konten digital yang dinamis, interaktif, dan mudah diakses hiburan digital seperti video, streaming, atau permainan daring. Sehingga tradisi lokal berisiko kehilangan perhatian mereka. Jika tidak ada upaya untuk menjembatani tradisi dengan dunia digital, sebaran apem berisiko kehilangan relevansinya.
Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan elemen tradisi ini ke dalam media modern, seperti kampanye interaktif di platform digital. Strategi ini tidak hanya dapat menarik minat generasi muda, tetapi juga menjaga kelangsungan tradisi dengan cara yang relevan dan inovatif sesuai dengan perkembangan zaman.
Tantangan yang terakhir yaitu pendanaan dan dukungan infrastruktur artinya yang menjadi tantangan dalam pelaksanaan tradisi sebaran apem memerlukan biaya yang cukup banyak. Persiapan mulai dari pembuatan ribuan kue apem hingga pengelolaan acara membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit. Terutama keterbatasan dana, jika hanya mengandalkan swadaya masyarakat sering kali menjadi hambatan.
Tanpa bantuan berupa pendanaan, infrastruktur, atau fasilitas pendukung, pelaksanaan tradisi ini berisiko terganggu dan kehilangan daya tariknya. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang kuat antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta untuk memastikan tradisi Sebaran Apem tetap terlaksana dengan baik dan terus dilestarikan sebagai bagian penting dari warisan budaya.
Menyesuaikan Tradisi Zaman
Agar tradisi sebaran apem tetap relevan di tengah perkembangan zaman, maka diperlukan adanya inovasi yang mampu menjawab tantangan tersebut tanpa menghilangkan esensi budaya. Ada beberapa inovasi untuk menyesuaikan tradisi dengan perkembangan zaman pada tradisi sebaran apem, di antaranya yaitu menciptakan adanya digitalisasi tradisi artinya dalam era digital, tradisi sebaran apem dapat diperkenalkan melalui media sosial dan platform digital lainnya.
Pembuatan konten berupa video dokumenter, vlog, atau siaran langsung acara sebaran apem dapat menarik perhatian generasi muda. Selain itu, pembuatan aplikasi atau situs web khusus tentang sejarah dan makna sebaran apem dapat menjadi sarana edukasi yang menarik. Inovasi untuk menyesuaikan tradisi dengan perkembangan zaman selanjutnya yaitu edukasi budaya untuk generasi muda.
Bahwa pada generasi muda di zaman sekarang perlu ikut melibatkan secara aktif dalam pelestarian tradisi, agar merasa memiliki peran dalam menjaga tradisi. Program edukasi budaya di sekolah-sekolah lokal, lomba kreatif berbasis tradisi, atau workshop pembuatan apem dapat menjadi langkah yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan minat mereka terhadap pentingnya tradisi ini.
Dengan adanya pendekatan seperti ini, para generasi muda tidak hanya memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tetapi juga merasa terhubung secara emosional, sehingga tradisi sebaran apem dapat terus lestari di tengah perkembangan zaman sekarang.
Sebaran apem memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai atraksi wisata budaya yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Tradisi ini dapat dikemas dalam berbagai bentuk, seperti festival, wisata edukasi, atau pengalaman langsung bagi wisatawan, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
Tradisi berperan penting dalam melestarikan nilai-nilai luhur yang diwariskan lintas generasi. Melalui tradisi, warisan budaya leluhur tetap hidup dan relevan meskipun masyarakat terus mengalami perubahan
Namun, penting untuk memastikan bahwa pengelolaan wisata dilakukan dengan tetap menjaga nilai-nilai spiritual dan sosial yang menjadi inti tradisi, agar tidak kehilangan maknanya. Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan pengelolaan yang berkelanjutan, sehingga sebaran apem tidak hanya mendatangkan manfaat ekonomi, tetapi juga tetap lestari sebagai warisan budaya yang kaya makna.
Inovasi dalam penyajian acara sebaran apem penting untuk menjaga relevansinya dengan perkembangan zaman tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah dengan menggabungkan musik tradisional dengan teknologi audiovisual untuk membuat pengalaman suara dan visual yang menarik bagi penonton.
Selain itu, elemen kreatif seperti tarian kolosal yang menggambarkan cerita rakyat, pameran kerajinan lokal, dan sesi interaktif di mana pengunjung dapat mencoba membuat apem sendiri dapat meningkatkan acara dan memberikan pengalaman langsung. Dengan metode ini, sebaran apem akan tetap relevan sebagai tradisi budaya dan lebih menarik bagi generasi muda.
Untuk memastikan keberlanjutan pelestarian tradisi sebaran apem, inovasi yang terakhir adalah adanya dukungan dari pemerintah daerah maupun dari pihak swasta. Pemberian dana hibah yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan tradisi, promosi melalui acara regional dan nasional, dan penyediaan infrastruktur yang memadai seperti tempat acara, fasilitas pendukung, dan aksesibilitas dapat meningkatkan visibilitas dan menarik lebih banyak perhatian.
Dengan adanya dukungan seperti ini, Sebaran Apem tidak hanya terjaga sebagai warisan budaya saja, tetapi juga bisa berkembang menjadi daya tarik pariwisata yang mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal dan memperkuat identitas budaya daerah.
Daya Tarik Sebaran Apem
Sebaran apem Ya Qowiyyu memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata budaya. Dalam tradisi ini juga menawarkan pengalaman autentik bagi wisatawan untuk mengenal lebih dalam tentang budaya Jawa. Pengembangan tradisi ini sebagai atraksi wisata dapat dilakukan dengan berbagai cara strategis.
Misalnya, paket wisata budaya yang melibatkan partisipasi langsung dalam acara sebaran apem, kunjungan ke situs bersejarah Kyai Ageng Gribig, dan workshop pembuatan apem, yang dapat menarik pengunjung dengan memberikan pengalaman yang mendalam. Dalam hal ini para wisatawan bisa belajar mengenai sejarah lokal dan proses pembuatan apem.
Kombinasi ini meningkatkan minat wisatawan dan memperkenalkan mereka pada kekayaan tradisi dan budaya yang harus dilestarikan.
Media sosial menjadi suatu wadah sebagai alat promosi yang sangat efektif untuk menarik perhatian para wisatawan domestik maupun internasional. Dengan mengunggah foto ataupun video tradisi Sebaran Apem dapat mendapatkan eksposur yang lebih luas.
Baca juga: Tradisi Munggahan di Tatar Sunda
Selain itu, penggunaan platform digital seperti Instagram, Facebook, dan TikTok memungkinkan untuk berbagi momen menarik, cerita sejarah, serta keunikan tradisi ini dalam format yang lebih menarik dan mudah diakses. Strategi seperti ini akan meningkatkan sebuah kesadaran dalam ranah publik, bisa memperluas jangkauan audiens, dan bisa mendorong lebih banyak para wisatawan untuk mengunjungi dan ikut serta dalam perayaan tradisi Sebaran Apem.
Adanya kolaborasi dengan komunitas kreatif lokal dapat menciptakan suvenir khas Sebaran Apem yang unik, seperti miniatur apem, batik bermotif apem, atau buku cerita tentang Kyai Ageng Gribig. Suvenir ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman wisatawan, tetapi juga memberikan nilai tambah sebagai oleh-oleh yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Selain itu, kolaborasi ini memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat setempat dengan menciptakan peluang usaha baru bagi para pengrajin dan pelaku industri kreatif. Dengan melibatkan komunitas kreatif, tradisi Sebaran Apem dapat terus dilestarikan, sekaligus mendorong perkembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan dan memperkenalkan tradisi ini kepada khalayak yang lebih luas.